Sejumlah perusahaan anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) melibatkan generasi muda di bidang pertanian.
Inisiatif ini tampil dalam Go-Young Farmers Talkshow yang merupakan bagian dari perhelatan The Jakarta Food Security Summit 2018 yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN), seperti dikutip dalam keterangan resmi pada Sabtu (10/3/2018).
Jens Hartmann, Head of Region APAC 1 Crop Science Division, Bayer, menjelaskan tentang Program Pelatihan Kejuruan Pertanian di Merauke oleh Bayer.
Program yang dikembangkan oleh Bayer ini memberi para siswa praktek industri lapangan (Prakerin) selama 3 bulan. Para siswa melakukan praktik untuk menjadi usahawan di bidang pertanian yang dibimbing oleh praktisi profesional.
“11% lulusan sekolah menengah kejuruan akhirnya menganggur. Bayer merancang program ini bagi siswa sekolah menengah kejuruan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar selaras dengan standar industri. Modul pelatihan dalam program ini dirancang bersama oleh industri dan sekolah kejuruan,” terang Jens Hartmann.
Perusahaan lain yang berinisiatif dalam melibatkan generasi muda adalah Tri Putra Agro Persada. Mereka membuat pelatihan kejuruan yang dikhususkan bagi para pangangguran lulusan Sekolah Dasar untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk memanen kelapa sawit.
Program ini dirancang untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di areal perkebunan.
“Kita harus menyambut dan mendorong inisiatif dari sektor swasta di bawah KADIN untuk melibatkan generasi muda Indonesia melalui peningkatan keterampilan pertanian. Jika usaha ini terus berlanjut, Indonesia tidak hanya akan dapat mencapai potensi di bidang pertanian tetapi juga dapat mempertahankan ketahanan pangan di masa yang akan datang,” kata Bayu Krishnamurthi, dosen IPB yang menjadi salah satu panelis dalam kegiatan tersebut.
Bayu mengatakan, Indonesia akan mengalami periode bonus demografi, dimana jumlah orang produktif lebih tinggi daripada jumlah lansia dan anak-anak. Menurutnya, ini merupakan kesempatan untuk mengenalkan pertanian kepada generasi muda.
“Jika tidak, pertanian akan mengalami kekurangan sumber daya manusia dan akan sulit bagi kita untuk mencapai ketahanan pangan nasional,” katanya.
Generasi muda adalah kunci. Sedangkan, pertanian modern adalah solusi untuk menarik generasi muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian. Pertanian digital adalah salah satu alat pertanian modern yang dapat mengubah pertanian menjadi bisnis yang menarik.
Jens Hartmann mengatakan, digital farming merupakan teknologi yang dapat memudahkan pengambilan keputusan secara praktis dan bermanfaat, teknologi ini membuat manajemen risiko di pertanian menjadi lebih mudah dan membantu meningkatkan potensi keuntungan secara berkelanjutan.
Digital farming dapat membantu meramal cuaca, menetapkan waktu dan volume yang tepat dalam mengaplikasikan produk perlindungan tanaman dan pemupukan, dan rekomendasi dapat dibuat khusus bagi masing-masing petani di lahan yang berbeda. Pertanian digital juga memungkinkan peningkatan hasil panen dengan meminimalkan dampak pertanian pada lingkungan hidup.