Akibat cuaca buruk berupa hujan deras yang mengguyur di sejumlah wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Kamis (1/2) malam, mengakibatkan banjir menggenangi sedikitnya 23 desa yang tersebar di 11 kecamatan tersebut.
“Kami sudah melakukan pendataan terhadap sejumlah lokasi yang direndam banjir dengan ketinggian yang bervariasi dan banjir menerjang 23 desa di 11 kecamatan di Jember,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Jumat (2/2).
Adapun wilayah yang terdampak banjir, yakni Desa Harjomulyo di Kecamatan Silo. Desa Yosorati, Desa Sumberagung, Desa Jatiroto, dan Desa Gelang di Kecamatan Sumberbaru. Desa Wonosari dan Desa Sanenrejo di Kecamatan Tempurejo. Desa Glundengan di Kecamatan Wuluhan. Desa Curahlele dan Desa Karangsemanding di Kecamatan Balung.
Selain itu banjir juga melanda Desa Bagorejo dan Desa Kepanjen di Kecamatan Gumukmas. Desa Kraton dan Desa Paseban di Kecamatan Kencong. Desa Sukorejo, Desa Bangsalsari, dan Desa Karangsono di Kecamatan Bangsalsari. Desa Pondokjoyo, Desa Sidomekar, dan Desa Semboro Lor di Kecamatan Semboro. Desa Tanggul Wetan dan Desa Klatakan di Kecamatan Tanggul, serta Desa Kaliwining di Kecamatan Rambipuji.
“Hujan dengan intensitas sedang dan deras mengguyur sebagian besar wilayah Jember, terutama di wilayah lereng selatan Pegunungan Argopuro dan bagian barat, sehingga air meluap ke jalan dan permukiman warga di Desa Yosorati, Kecamatan Sumberbaru,” ujar Heru.
Diutarakan oleh Heru pihak BPBD Jember sudah berkoordinasi dengan penjaga pintu air DAM Pondok Waluh untuk mengantisipasi genangan di hilir di antaranya Desa Paseban dan Desa Cakru di Kecamatan Kencong, serta beberapa desa di Balung.
Walaupun banjir menerjang belasan desa, Heru menegaskan tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir tersebut. Saat ini rumah warga yang terdampak banjir masih didata oleh petugas dan sukarelawan BPBD Jember.
Sementara itu, banjir juga menggenangi Pondok Pesantren Miftahul Ulum di Desa Yosorati yang masuk hingga sejumlah kamar santri, akibatnya ratusan santri terpaksa dievakuasi ke tempat yang aman pada Kamis (1/2) malam.
“Di pesantren setempat terdapat sekitar 300 santri, sehingga kami evakuasi dulu anak-anak dan orang tua dengan menggunakan perahu karet untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir di Sumberbaru,” jelas Kapolsek Sumberbaru AKP Subagio.