Mei tahun 2018 lalu, Banjarnegara heboh oleh kabar tertangkapnya seekor buaya oleh seorang pemancing. Sempat dikira ikan besar, ternyata justru anakan buaya memakan umpan kailnya.
Buaya itu lantas diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah yang kemudian menitipkannya di Kebun Binatang Serulingmas, Banjarnegara. Belakangan diketahui, anakan buaya berkuruan 80 sentimeter itu adalah jenis buaya muara (Crocodylus Porosus).
Hingga kini muasal buaya itu tak diketahui pasti. Apalagi warga Banjarnegara sangat paham bahwa Sungai Serayu hulu bukan habitat buaya, apalagi buaya muara.
Sejak puluhan tahun lalu, tak terdeteksi seekor pun buaya oleh masyarakat yang juga banyak memanfaatkan aliran sungai serayu untuk beragam aktifitas Sempat ada dugaan, buaya ini migrasi dari kawan muara ke hulu.
Tetapi, dugaan ini sepertinya terbantahkan dengan sendirinya. Sebab, ada bendungan raksasa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica yang memutus aliran Sungai Serayu.
Lebih ke hilir, ada pula bendung gerak serayu yang dibangun pada era 1990-an. Sepertinya, untuk bermigrasi ke hulu, agak muskil buaya bisa ‘melompati’ dua bendungan berukuran besar ini.
Spekulasi pun lantas mengarah bahwa anakan buaya itu merupakan peliharaan yang lepas atau sengaja dilepaskan oleh pemiliknya.