Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia dan Badan Pusat Statistik menyebutkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau 85 ribu ton. Laporan World Economic Forum 2016 memperkirakan, pada 2050, populasi sampah plastik bahkan terancam lebih banyak dibandingkan jumlah ikan di laut.
Sementara pemerintah menargetkan pengurangan 70 persen sampah plastik di laut pada 2025. Rencana tersebut nantinya akan diperkuat dengan Kebijakan tentang Rencana Aksi Nasional pengelolaan sampah laut lewat Peraturan Presiden atau Perpres.
Sampah plastik diketahui berdampak negatif bagi ekosistem di laut karena diketahui membawa partikel mikro dan nano plastik yang diketahui akan sangat berbahaya karena bisa termakan tanpa sengaja oleh ikan.
Karena itu, PT Panasonic Gobel Indonesia menggalakkan program Menang Lawan Sampah untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk melestarikan alam dan mulai mengurangi produksi sampah plastik di Indonesia.
Salah satu caranya menukarkan sampah plastik dengan minuman dari Panasonic Cooking secara gratis, cukup dengan membawa botol minum sendiri.
Menurut Head Corporate Communications PT Panasonic Gobel Indonesia, Viya Arsawireja, sampah yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada organisasi Waste4Change yang akan dipilah menjadi tiga jenis sampah.
“Ketiganya yaitu sampah organik, non-organik, dan sampah beling atau kaca. Nantinya, sampah organik akan diolah menjadi pupuk, sementara sampah non-organik dan sampah beling akan didaur ulang,” katanya di Jakarta, Minggu, 5 Mei 2019.
Lebih lanjut Viya mengatakan tidak ada salahnya belajar dari Jepang yang melihat proses pembentukan habit atau kebiasaan mengelola sampah bukan karena by default, melainkan by design lewat edukasi.
“Upaya membangun kesadaran masyarakat, ya, melalui berbagai kampanye lingkungan hidup oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan,” tutur dia.
Viya juga mengaku terus mendukung program pelestarian lingkungan, apalagi, produk-produk elektroniknya sudah dilengkapi teknologi ramah lingkungan seperti Nanoe yang baru saja diperkenalkan di Indonesia bulan lalu.
Sebagai informasi, teknologi ini menekankan pada perbaikan, penciptaan, serta menjaga kualitas udara yang sehat terhadap pendingin udara (AC). Pengembangan teknologi Nanoe terbagi atas tiga. Yaitu Nanoe, Nanoe-G, dan Nanoe-X.
Pertama Nanoe, teknologi ini mampu menetralisir bakteri dan bau sampai 480 miliar OH radical per detik. Selanjutnya, teknologi Nanoe-G yang sangat efektif menghilangkan PM atau Particular Matter 2,5 seperti debu hingga 99 persen.
PM 2,5 merupakan partikel tak kasat mata karena didasarkan pada ukurannya yang hanya mencapai 2,5 mikrometer. Ukurannya yang sangat kecil bisa diibaratkan hanya 3 persen dari diameter rambut manusia. Adapun, teknologi Nanoe-X mampu menetralisir sebanyak 4,8 triliun OH Radicals per detik.
Teknologi ini memiliki kemampuan deodorizer, yakni sebagai penghilang bau dan juga melumpuhkan virus dan bakteri. “Kami yakin dengan menjaga stabilitas alam, kehidupan di Bumi juga akan bergerak menuju arah yang lebih baik,” jelas Viya.