Presiden Jokowi mengumumkan bahwa nama-nama menteri di kabinetnya yang baru akan disebutkan setelah pelantikan, 20 Oktober. Penegasan ini ia umumkan ketika dirinya berada di tengah anak-anak Papua dalam sebuah acara di Istana Negara, Sabtu (12/10/2019).
Dikenal sebagai orang yang penuh simbol, banyak pihak menegaskan, ini merupakan tanda yang diperlihatkan mantan Wali Kota Solo itu. Masalahnya, nama-nama yang berseliweran di jagat maya maupun media cetak nasional masih terus dipertanyakan.
Yang paling mengejutkan publik tentang isu kabinet baru Jokowi adalah kesediaan Partai Gerindra masuk kabinet. Masyarakat Indonesia toh mengetahui bahwa partai berlambang burung garuda ini begitu sengit bertarung dengan partai pendukung Jokowi saat pilpres 2019. Penanda keseriusan partai ini adalah penjajakan yang dilakukan Prabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina Gerindra, melakukan pendekatan ke dua partai besar pendukung Jokowi, Partai Nasdem dan PDIP.
Melakukan kunjungan ke Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, Minggu (13/10/2019) malam, Prabowo mendapat sambutan sangat hangat. Surya Paloh bahkan menyebut bahwa bergabungnya Gerindra akan memperkuat dan memperlancar kerja Presiden Jokowi di era keduanya.
Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo dilakukan secara tertutup berlangsung sekitar satu setengah jam. Usai pertemuan, keduanya mengaku tak membicarakan soal kabinet meski menyebut Gerindra akan mendapat posisi di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Yang menarik perhatian publik adalah, sehari sebelumnya Nasdem menyatakan tak mempermasalahkan jika tidak mendapat jatah kursi menteri dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf. Sikap tersebut diklaim Nasdem merupakan bukti konsistensi mereka dalam mendukung Jokowi.
Adalah Ketua DPP Nasdem, Irma Suryani Chaniago, yang menegaskan bahwa partainya akan terus mendukung Jokowi tanpa syarat. “Catat ya, catat. Sejak awal Nasdem punya komitmen mendukung Pak Jokowi tanpa syarat dan mahar. Jadi tidak ada keberatan Nasdem seandainya Pak Jokowi sama sekali tidak memberikan kursi menteri kepada kami,” ujarnya di D’Consulate, Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Menurut Irma, komitmen tersebut pun juga telah ditegaskan “atasannya”. Surya Paloh juga tak bermasalah jika kadernya tak mendapatkan kursi menteri. “Itu secara tegas kok disampaikan oleh Pak Surya Paloh,” ucap dia.
Lalu, apakah kunjungan Prabowo ke Surya Paloh menandakan bahwa masuknya Gerindra akan mengambil jatah Nasdem di kabinet? Tak ada yang tahu secara pasti.
Sementara itu, isu yang berkembang semakin liar. Gerindra bahkan diisukan akan langsung mengusung Prabowo menjadi Menteri Pertahanan. Isu lain yang berkembang adalah Prabowo ditawari posisi menjadi salah satu anggota Wantimpres. Isu yang tak kalah seru Gerindra menginginkan posisi Jaksa Agung ataupun Menteri Perdagangan bagi kadernya serta posisi Menkopolhukam bagi Prabowo.
Masuknya Gerindra ke dalam kabinet juga tidak mendapat tentangan dari partai pendukung utama Jokowi, PDIP. Partai berlambang banteng itu mempersilakan jika Gerindra ingin bergabung. Dukungan dari PDIP ini sebenarnya sudah bisa ditebak banyak pihak karena Gerindra bersedia mengalah dalam pemilihan ketua MPR.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menuturkan bahwa partainya tak keberatan jika Gerindra bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah dan masuk dalam kabinet. Basarah menegaskan, Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif untuk memilih menteri.
“PDIP mempersilakan apa pun keputusan Pak Jokowi untuk menyusun kabinet yang akan dipimpinnya, termasuk melibatkan partai di luar Koalisi Indonesia Kerja, itu adalah wewenang prerogatif presiden,” ujar Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Jika PDIP dalam hal ini sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, telah memberikan dukungan, banyak yang memperkirakan Jokowi akan mulus membuka tangan dan menerima Gerindra di kabinet barunya.
Selain Gerindra, yang juga tak kalah santer adalah isu mengenai masuknya anak-anak mantan presiden sebelumnya menjadi anggota kabinet. Mulai dari Ilham Habibie, Yenny Wahid, hingga Agus Harimurti Yudhoyono, alias AHY. Dari ketiga nama itu, yang paling santer terdengar adalah nama AHY dan Ilham Habibie. AHY diisukan akan menduduki posisi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, sedangkan Ilham akan menempati posisi lama ayahnya sebagai Menristek.
Penunjukan AHY diisukan banyak pihak tak lepas dari deal antara mantan Presiden SBY dan Megawati, yang tanda-tandanya terlihat ketika keduanya bersalaman di acara peringatan HUT TNI, 5 Oktober lalu. Pada peringatan itu, baru sekali publik melihat mantan Presiden ke-6 itu mengenakan pakaian seragam TNI lengkap dengan berbagai taburan bintang tanda jasa, termasuk bintang Mahaputra Kelas I, yang hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.
Santernya nama AHY juga seolah juga berusaha membuktikan bahwa Indonesia tak ketinggalan tren menunjuk para pemudanya sebagai menteri, seperti di negara tetangga ASEAN. Namun benarkah AHY akan menjadi menteri bersama anak mantan presiden lainnya? Hanya waktu yang bisa membuktikan.