Dalam waktu empat bulan terakhir, campak dan gizi buruk kembali melanda anak – anak suku Asmat di Papua. Diperkirakan 24 anak telah meninggal dunia akibat wabah tersebut.
Oscar Primadi, Kepala Humas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkapkan faktor imunisasi tak optimal menjadi penyebab timbulnya campak dan gizi buruk di Asmat. “Imunisasi harus dilakukan dengan teratur dan lengkap”, ungkapnya. Untuk itu ia mengimbau tiap warga melaksanakan imunisasi dengan lengkap dan benar.
Laporan sejumlah media menyebutkan jumlah korban tewas akibat campak dan gizi buruk besar kemungkinan akan bertambah. Hal tersebut dikarenakan beberapa penderita campak masih dirawat di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 13 Januari 2018, sejauh ini penderita yang dirawat di Rumah Sakit Agats berjumlah 22 pasien. Sebanyak 16 pasien menjalanain rawat jalan, dan 6 orang masih tahap perawatan.
Menanggpai kasus ini, Kemenkes telah melakukan imunisasi massal dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mengatasi gizi buruk dan campak. “Teman-teman Papua dari kabupaten dan provinsi sudah bergerak, mem-backup dari sisi logistik…kami sudah melakukan imunisasi massal di Agats dan memberikan 2-3 ton PMT,” ucap Oscar.
Distribusi makanan tambahan tersebut akan difokuskan di Kabupaten Asmat yang wilayahnya terkena gizi buruk.