Sebagian besar wilayah Australia Timur mengalami kekeringan hebat selama berbulan-bulan. Kekeringan parah ini hingga melumpuhkan komunitas pertanian. Anak-anak ikut serta membantu orangtua mereka menghadapi kekeringan parah bahkan menanggung beban psikologis yang makin berat.
Banyak anak-anak mengalami hari-hari yang panjang dan penuh tekanan. “Beban kerja untuk anak-anak di dalam dan di luar pertanian telah meningkat secara substansial, menyisakan sedikit waktu untuk tugas sekolah dan hampir tidak ada waktu untuk bermain, olahraga, atau kegiatan rekreasi lainnya,” kata PBB dalam laporannya akhir-akhir ini.
Pada 2018, para petani di seluruh Australia Timur pernah mengalami kekeringan terburuk sepanjang hidup. Seluruh negara bagian New South Wales (NSW) dinyatakan terkena dampak kekeringan. Ini adalah situasi yang sama di negara tetangga Queensland.
Banyak petani mengatakan, mereka berjuang hanya untuk terus berjalan, dengan sedikit harapan pada ramalan hujan untuk beberapa bulan mendatang.
“Peternak sudah berusaha keras, sampai pada titik di mana lebih murah untuk menembak sapi daripada memberi makan mereka,” kata petani susu NSW Jason Maloney dilansir dari BBC.
“Tidak ada yang suka melakukan itu. Anda telah merawat mereka sejak lahir, mereka sudah menjadi bagian dari hidupmu. Tapi itu sampai pada titik di mana tidak bisa kembali lagi.”
Seorang petani, Ashley Gamble mengatakan, keluarganya telah menjadi bagian dari industri susu Queensland selama lebih dari 150 tahun. Dia khawatir, warisan lima generasi akan berakhir dengan kekeringan ini.
Gamble mengatakan, 850 ekor sapinya menghasilkan setidaknya lima juta liter susu setiap tahun. Karena kekeringan, produksi telah berkurang setengahnya.
Pertaniannya mengalami kerugian, dan dia tidak bisa lagi memberi makan sapi. Mendapatkan jerami adalah sebuah tantangan, dan membayarnya bahkan lebih sulit.
Gamble mengatakan satu truk saja berharga sekitar Rp 40 juta, dan persediaan bertahan kurang dari sehari.
“Saya tidak tahu dari mana kita seharusnya mendapatkan makanan agar terus berjalan,” katanya. “Kita hidup hari demi hari dan kekeringan ini bisa berlangsung selama enam, 12 bulan.
“Itu sangat menyedihkan. Aku bangun jam 02.30 pagi dan selesai jam 19.00. Ini 365 hari setahun. Tidak pernah berhenti.”