• Latest
  • Trending
Kota-Kota Hadapi Peningkatan Suhu Secara Dramatis dan Risiko Banjir Jelang 2050, ujar Para Peneliti

Kota-Kota Hadapi Peningkatan Suhu Secara Dramatis dan Risiko Banjir Jelang 2050, ujar Para Peneliti

June 24, 2018
Pembakar Lahan Hutan di Siak Diamankan Polisi

Penanggulangan Terorisme di Masa Pandemi

September 9, 2020
Harimau Mati dengan Jerat di Leher Dianggap Bukti Perburuan Masih Ada

Harimau Mati dengan Jerat di Leher Dianggap Bukti Perburuan Masih Ada

September 2, 2020
Bioplastik Tidak Hilangkan Masalah Sampah Plastik?

Bioplastik Tidak Hilangkan Masalah Sampah Plastik?

September 1, 2020
Penyelamatan Badak Sumatera di Kalimantan Timur Berpacu dengan Waktu

Penyelamatan Badak Sumatera di Kalimantan Timur Berpacu dengan Waktu

September 1, 2020
Aksi Penambangan Emas Ilegal di Aceh Barat Semakin Meningkat

Aksi Penambangan Emas Ilegal di Aceh Barat Semakin Meningkat

September 1, 2020
BBKSDA Sumut Selamatkan Harimau Sumatera, Hindari Konflik Satwa-Manusia

BBKSDA Sumut Selamatkan Harimau Sumatera, Hindari Konflik Satwa-Manusia

August 31, 2020
KLHK Latih 98 Pendamping Masyarakat Penegakan Hukum Lingkungan

KLHK Latih 98 Pendamping Masyarakat Penegakan Hukum Lingkungan

August 31, 2020
Kurangi Sampah Plastik, KKP Kembangkan Kemasan dari Rumput Laut

Kurangi Sampah Plastik, KKP Kembangkan Kemasan dari Rumput Laut

August 29, 2020
Ikan-Ikan di Situ Rawa Besar Depok Mendadak Mati, Diduga karena Limbah Sampah

Ikan-Ikan di Situ Rawa Besar Depok Mendadak Mati, Diduga karena Limbah Sampah

August 29, 2020
Hutan untuk Perkebunan Sawit, Megawati: Sangat Merusak

Hutan untuk Perkebunan Sawit, Megawati: Sangat Merusak

August 29, 2020
Ustaz Abdul Somad Ingatkan Dosa Besar Pembalakan dan Pembakaran Hutan

Ustaz Abdul Somad Ingatkan Dosa Besar Pembalakan dan Pembakaran Hutan

August 28, 2020
BNPB Petakan Daerah Rentan Karhutla

BNPB Petakan Daerah Rentan Karhutla

August 25, 2020
Ramalan Hijau
No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
Wednesday, January 20, 2021
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
No Result
View All Result
Ramalan Hijau
No Result
View All Result

Kota-Kota Hadapi Peningkatan Suhu Secara Dramatis dan Risiko Banjir Jelang 2050, ujar Para Peneliti

June 24, 2018
in Climate Change, Environment, Featured, Health, Indonesia News
0
Home Environment Climate Change
Post Views: 223

 

Dalam jangka waktu 30 tahun mendatang, kota-kota akan menghadapi risiko suhu panas, banjir di kawasan pesisir, terputusnya pasokan listrik, dan kelangkaan pangan dan air secara dramatis kecuali emisi yang dapat mengubah iklim diminimalisir, demikian peringatan dari para pakar perkotaan hari Selasa.

Saat ini, contohnya, lebih dari 200 juta orang di 350 kota menghadapi suhu panas yang membara dimana suhu puncak harian rata-rata mencapai 35 derajat Celsius selama tiga bulan dalam setahun, menurut studi yang dirilis oleh C40 Cities, sebuah jaringan kota-kota besar dunia yang berusaha mendorong tindakan untuk meminimalisir dampak perubahan iklim.

Namun menjelang tahun 2050, lebih dari 1,6 miliar orang di 970 kota akan menghadapi semua kondisi ini, demikian perkiraan para peneliti.

RelatedPosts

Banjir Luluhlantakkan Sejumlah Wilayah Saudi, Ini Videonya

Warga Kinipan Tanam Pohon di Hutan Adat yang Terbabat Perusahaan Sawit

Studi: Pemanasan Global Pengaruhi Jenis Kelamin Bayi

DK PBB Harus Perkokoh Respons Mengatasi Perubahan Iklim

Bendungan di Brasil Jebol, 24.000 Warga Dievakuasi

Jumlah penduduk yang karena kemiskinan dan menghadapi panas ekstrim – biasanya tidak memiliki pendingin udara – akan meningkat sepuluh kali lipat, ujar mereka.

“Seharusnya ini menjadi penggugah,” ujar Kevin Austin, wakil direktur eksekutif C40 Cities, pada sebuah pertemuan internasional di kota Cape Town di Afrika Selatan dalam rangka beradaptasi pada perubahan iklim.

“Skala orang yang terdampak oleh suhu panas akan jauh lebih besar dibandingkan hari ini apabila kita terus meningkatkan gas-gas rumah kaca pada laju saat ini.”

Namun kota-kota dapat mengambil tindakan langsung dengan meminimilasir risiko-risiko yang ada, disamping berupaya untuk menekan tingkat emisi, ujarnya.

Di Seoul, contohnya, sebuah jalan layang utama yang membelah pusat kota telah dibongkar, sehingga membuka akses kepada sungai dan menurunkan tingkat suhu panas di perkotaan paling tidak setengah derajat Celsius, ujarnya.

Ibukota Korea Selatan juga telah menanam lebih dari 16 juta pohon dan menciptakan tempat-tempat yang memungkinkan mereka yang tidak memiliki penyejuk udara untuk mendapatkan kesejukan.

“Kami ingin mendorong kota-kota untuk mengadopsi solusi-solusi ini dan menerapkannya sesegera mungkin. Dalam skenario terburuk, kami akan perlu untuk melakukannya dengan cepat,” ujar Austin.

Lebih banyak bencana kekeringan, lebih sedikit pasokan air

Penelitian, yang dilakukan oleh Urban Climate Change Research Network, yang berpusat di New York menyimak data dari lebih 2.500 kota dan memperkirakan kondisi yang mungkin apabila emisi terus meningkat pada laju saat ini.

Kelompok itu menemukan pergulatan Cape Town yang terus menerus akibat kelangkaan air akibat bencana kekeringan bisa jadi lebih sering terjadi, dengan lebih dari 650 juta orang yang tinggal di 500 kota – di antaranya Sao Paulo dan Tehran – yang kemungkinan akan mengalami penurunan pasokan air menjelang tahun 2050.

Banyak kota yang mengalami kelangkaan pasokan air telah berusaha untuk menentukan batas maksimum konsumsi air per orang, dengan Los Angeles yang membatasi konsumsi air 200 liter per hari, Melbourne 155 liter, dan Cape Town dengan 50 liter, ujar Austin.

U.S. Geological Survey memperkirakan rata-rata warga Amerika menggunakan 300 liter air per hari.

Berbagi nasihat tentang cara untuk mengurangi penggunaan air – termasuk wawasan yang diperoleh dari Cape Town – yang telah berhasil mengurangi penggunaan air oleh warganya hingga setengahnya dalam menghadapi bencana kekeringan ekstrim – dapat menghemat waktu bagi kota-kota dan membantu mereka membuat perubahan lebih cepat, ujar Austin.

Namun lebih banyak kota “perlu untuk melakukan perubahan dengan cara yang terencana, bukan karena sebagai tanggapan terhadap bencana kekeringan,” tambahnya.

Walikota Cape Town, Patricia de Lille mengatakan berusaha untuk mengatasi krisis saat krisis sudah di depan mata tidak memberikan cukup ruang untuk bermanuver.

“Dalam kondisi krisis seperti ini tidak cukup waktu untuk coba-coba. Sayangnya anda harus mengambil langkah yang tepat di saat pertama kali,” ujarnya dalam konferensi Adaptation Futures di Cape Town.

Risiko pemadaman listrik karena banjir

Studi yang dilakukan oleh C40 Cities juga menemukan bahwa menjelang pertengahan abad ini lebih dari 800 juta orang akan tinggal di 570 kota yang terletak di pesisir dan berisiko mengalami kebanjiran akibat cuaca ekstrim dan meningkatnya permukaan air laut.

Banjir menimbulkan risiko khusus bagi pasokan tenaga listrik ke perkotaan, dengan banyaknya pembangkit tenaga listrik yang berlokasi di daerah-daerah yang rawan banjir – dan segalanya dari transportasi hingga pemanas ruangan dan rumah sakit berisiko apabila pebangkit tenaga listrik di kota-kota dari London hingga Rio de Janeiro kebanjiran, demikian catatan dalam studi itu.

Desentralisasi sistem pembangkit tenaga listrik – termasuk pengadaan energi bersih dari pembangkit listrik berukuran lebih kecil dalam jumlah yang lebih besar – dapat membantu meminimalisir risiko yang ada, ujar para peneliti.

Namun risiko banjir bisa jadi tiba lebih cepat dari yang diperkirakan.

Patrick Child, wakil direktur jendral untuk penelitian dan inovasi pada Komisi Eropa, menyatakan perkiraan meningkatnya permukaan air laut secara global setinggi satu meter, yang sebelumnya diantisipasi akan terjadi menjelang tahun 2100, sekarang diperkirakan akan terjadi menjelang tahun 2070.

Tahun lalu kita telah menyaksikan kerugian ekonomi terbesar yang pernah didokumentasi akibat cuaca buruk dan perubahan iklim di tingkat global, ujarnya.

Para pakar dalam rapat adaptasi juga memprediksikan cuaca ekstrim dapat menyebabkan masalah berganda di kota-kota, dengan banjir, contohnya, yang dapat menimbulkan wabah penyakit hingga tidak berfungsinya jaringan jalan raya, kelangkaan pangan dan ditutupnya sekolah-sekolah.

Dengan hanya memandang pada satu jenis masalah – seperti ancaman risiko kesehatan akibat suhu panas ekstrim, atau meningkatnya permukaan air laut – tidak cukup untuk memahami seluruh risiko yang mungkin timbul, ujar Cynthia Rosenzweig, seorang pakar cuaca di Goddard Institute for Space Studies milik NASA yang juga adalah salah satu penulis dari laporan ini.

“Di kota-kota, semua dampak ini berhubungan antara satu dengan lainnya, dan seluruhnya terjadi pada saat yang sama,” ujarnya.

Solusi yang ditawarkan juga harus berupa pendekatan gabungan, dengan berbagai upaya rekayasa untuk meminimalisir risiko banjir, contohnya, bekerja sama dengan hal-hal seperti perlindungan yang lebih baik terhadap lahan basah yang dapat menyerap banjir, ujar Rosenzweig.

Ia berkata harapannya agar penelitian ini akan membantu para pejabat perkotaan untuk memprioritaskan perubahan apa yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk melindungi waga dengan lebih baik dari berbagai ancaman iklim.

Di kota-kota “acapkali permasalahannya begitu besar, dengan berbagai hal yang harus dilakukan,” ujarnya.

Source :
www.voaindonesia.com
Tags: cuaca extrimEnvironmentperbuhan suhu

Related Posts

Pembakar Lahan Hutan di Siak Diamankan Polisi
Featured

Penanggulangan Terorisme di Masa Pandemi

September 9, 2020
Harimau Mati dengan Jerat di Leher Dianggap Bukti Perburuan Masih Ada
Endangered Species

Harimau Mati dengan Jerat di Leher Dianggap Bukti Perburuan Masih Ada

September 2, 2020
Bioplastik Tidak Hilangkan Masalah Sampah Plastik?
Environment

Bioplastik Tidak Hilangkan Masalah Sampah Plastik?

September 1, 2020
Penyelamatan Badak Sumatera di Kalimantan Timur Berpacu dengan Waktu
Fauna

Penyelamatan Badak Sumatera di Kalimantan Timur Berpacu dengan Waktu

September 1, 2020
Aksi Penambangan Emas Ilegal di Aceh Barat Semakin Meningkat
Environment

Aksi Penambangan Emas Ilegal di Aceh Barat Semakin Meningkat

September 1, 2020
Next Post
Warga Kupang alami krisis air bersih

Warga Kupang alami krisis air bersih

Translate

Our Latest Podcasts

  • No items

Popular Post

Pembakar Lahan Hutan di Siak Diamankan Polisi
Featured

Penanggulangan Terorisme di Masa Pandemi

September 9, 2020
0

  Isu sertifikasi ulama dan istilah ‘radikalisme good looking’ lumayan mendapat banyak sorotan beberapa hari belakangan. Awalnya bersumber dari pernyataan...

Read more
Kapolres Asahan Imbau Pranata Sosial Harus Diaktifkan

Kapolres Asahan Imbau Pranata Sosial Harus Diaktifkan

July 13, 2017
Banjir Landa Belitung dan Belitung Timur, Akses Jalan Putus

Banjir Landa Belitung dan Belitung Timur, Akses Jalan Putus

July 17, 2017
BNPB: Banjir Belitung Akibat Hujan Ekstrem

BNPB: Banjir Belitung Akibat Hujan Ekstrem

July 17, 2017
Limbah Dibuang di Dekat Rusun, Bagaimana Kondisinya Saat Ini?

Limbah Dibuang di Dekat Rusun, Bagaimana Kondisinya Saat Ini?

July 17, 2017
  • About Us
  • Terms and Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Creative Commons
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

Ramalanhijau.com is part of Ramalan Hijau Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011 Ramalan Hijau

No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports

© 2011 Ramalan Hijau