Hutan Lindung Anak Laut Gosong Telaga, Kabupaten Aceh Singkil masih menjadi sasaran para pelaku pembalakan liar. Padahal, keberadaan hutan lindung itu sangat penting sebagai benteng alam untuk melindungi permukiman penduduk dari abrasi serta tsunami.
Hal tersebut disampaikan Saipul Amri, Kepala Bagian Kesatuan Pengelola Hutan (BKPH) Aceh Singkil, Kamis (25/7). “Kami baru saja melakukan patroli rutin di Hutan Lindung Anak Laut Gosong Telaga. Kami menemukan penebangan kayu dilakukan membabi buta dalam kawasan hutan itu,” kata Saipul.
Menurut dia, pihaknya kerap menerima laporan masyarakat terkait aksi pelaku pembalakan liar di hutan lindung tersebut. Sebagai tindak lanjutnya, ulas Saipul, pihaknya melakukan patroli secara intensif. “Kita bekerja karena ada aduan masyarakat tentang penebangan yang membabi buta di dalam kawasan hutan lindung,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dalam patroli Kamis kemarin, ditemukan lima keping kayu jenis sembarangan merah hasil olahan dengan panjang 10 meter. Hanya saja, ucap Saipul, barang bukti kayu tersebut tidak bisa dibawa ke luar. “Kita tidak bisa bawa barang bukti karena alat angkut tak ada dan lokasi penemuan juga jauh di dalam hutan,” paparnya.
Untuk diketahui, Hutan Lindung Anak Laut Gosong Telaga memiliki luas 842 hektare. Hutan lindung tersebut menjadi pemisah antara laut dengan permukiman penduduk di Kecamatan Singkil Utara dan Singkil.