Mojokerto – Sepanjang musim kemarau tahun ini, kebakaran sudah menghanguskan 242 hektare hutan dan 40 hektare lahan di Mojokerto. Kebakaran ini mayoritas dipicu ulah manusia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto M Zaini mengatakan, sampai saat ini luasan hutan yang terbakar mencapai 242,25 hektare.
Sebagian besar hutan tersebut berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo yang terletak di wilayah gunung Arjuno, Welirang dan Anjasmoro.
“Di wilayah Tahura telah terjadi 6 titik kebakaran, luasan hutan 200 hektare,” kata Zaini saat dihubungi detikcom, Rabu (12/9/2018).
Sementara di kawasan hutan Perhutani, luasan yang terbakar mencapai 42,25 hektare. Kebakaran tersebar di 5 titik.
“Dua titik di KPH Kemlagi, tiga titik di Kecamatan Jatirejo dan Gondang,” ungkapnya.
Tak hanya hutan, lanjut Zaini, kebakaran juga menghanguskan 40 hektare lahan milik warga.
“Penyebabnya mayoritas ulah manusia,” ujarnya.
Zaini menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia ini beragam. Diantaranya akibat sisa api unggun para pecinta alam, pembukaan lahan untuk pertanian, puntung rokok, hingga pencari madu yang sengaja membakar sarang lebah.
“Ada juga untuk mengalihkan perhatian polisi hutan, pencuri kayu membakar hutan di titik lain,” terangnya.
Musim kemarau saat ini, tambah Zaini, juga menjadi faktor pendorong cepatnya hutan dan lahan terbakar. Api menjadi semakin cepat membesar sehingga kebakaran meluas.
“Ditambah lagi musim kemarau yang panas, pengaruhnya besar sekali,” tandasnya.
