Banyak kota di negara-negara di dunia yang kini membenahi lingkungannya dan berupaya mereduksi gas rumah kacanya. Negara-negara ini juga menekan angka polusi di kota dan membangun sebanyak mungkin pohon serta ruang hijau. Berikut delapan kota yang layak disebut kota terhijau sedunia.
1. Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen ingin menjadi ibu kota netral karbon pertama dunia pada 2025. Sejak 1995, emisi karbon sudah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi, dan fasilitas bersepeda yang mengesankan.
Kopenhagen. (Foto: Deutsche Welle)
Sistem pemanasan dan pendinginan distrik di Kopenhagen, beberapa di antaranya menggunakan air laut, dan dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.
2. Reykjavik, Islandia
Ibu kota Islandia ini memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan, terutama dari tenaga air dan panas bumi. Sekitar 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum. Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.
Reykjavik. (Foto: Deutsche Welle)
3. Curitiba, Brasil
Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores.
Curitiba. (Foto: Deutsche Welle)
Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.
4. San Francisco, Amerika Serikat (AS)
Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap, sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007.
San Fransisco. (Foto: Deutsche Welle)
Tahun 2009 San Fransisco memperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini pun berencana bebas dari sampah pada 2020.
5. Frankfurt, Jerman
Frankfurt merupakan salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi menggunakan energi terbarukan 100 persen pada 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.
Frankfurt. (Foto: Deutsche Welle)
6. Vancouver, Kanada
Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.
Vancouver. (Foto: Deutsche Welle)
7. Kigali, Rwanda
Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Saat ini sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya. Di Kigali, sampah sangat jarang terlihat. Namun kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut ‘harga kebersihan’, karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.
Kigali. (Foto: Deutsche Welle)
8. Ljubljana, Slovenia
Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana juga memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta melarang mobil masuk pusat kota. Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi mendaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang.
Ljubljana. (Foto: Deutsche Welle)